Kader HMI Jakarta Boikot Dies Natalis HMI Ke-78: diduga Pemborosan yang Tak Bisa Diterima

sultannews.co.id
Jumat | 15:13 WIB Last Updated 2025-03-14T08:21:10Z



JAKARTA,- Peringatan Dies Natalis HMI yang ke-78 pada Jumat, 14 Maret 2025, yang direncanakan berlangsung di Balai Sudirman, seharusnya menjadi momen refleksi bagi seluruh kader dan pengurus HMI. Namun, kenyataannya, acara tersebut justru menampilkan sebuah kegagalan besar dalam manajemen organisasi. 



Dengan memilih menggelar acara di gedung mewah, pengurus PB HMI telah menunjukkan ketidakpedulian terhadap prinsip efisiensi dan kebermanfaatan bagi umat. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk program-program yang lebih produktif dan berdampak langsung bagi masyarakat, malah dihamburkan untuk sebuah acara yang tak bermakna dan tidak relevan dengan kondisi bangsa saat ini.



Sebagai sebuah organisasi yang seharusnya mengutamakan pengabdian kepada umat, bagaimana mungkin HMI memilih untuk menggelar acara mewah seperti ini? Pemborosan dana untuk acara yang hanya berfungsi sebagai perayaan semata adalah kebodohan yang tak bisa diterima. HMI adalah organisasi yang dibentuk untuk mencetak pemimpin-pemimpin bangsa yang berkarakter, dan seharusnya menjadi contoh dalam pengelolaan sumber daya yang efisien. Acara yang seharusnya menjadi refleksi dan merenungkan perjuangan panjang HMI justru terjebak dalam euforia seremonial yang sama sekali tidak produktif.



Imbauan Keras: Kader HMI Jakarta Wajib Boikot Acara Milad HMI Ke-78


Dengan ini, kami mengimbau seluruh kader HMI Jakarta dan alumni HMI Jakarta untuk boikot perayaan Milad HMI Ke-78 yang akan diselenggarakan pada 14 Maret 2025 di Balai Sudirman. Keputusan ini diambil karena acara tersebut jelas tidak bermanfaat dan hanya memperlihatkan pemborosan yang tak terkendali. Sebagai kader HMI yang berpegang pada nilai-nilai perjuangan dan kebermanfaatan, wajib bagi setiap kader HMI Jakarta untuk menolak hadir dalam acara tersebut. Apa yang akan kita rayakan? Sebuah acara yang tidak memiliki esensi mendalam dan hanya membuang waktu, tenaga, serta sumber daya organisasi? Apalagi sudah melewati waktu dari tanggal 5 Februari, yang seharusnya milad HMi diperingati.



Sebagai organisasi yang telah berusia hampir 8 dekade, HMI seharusnya lebih bijak dalam merencanakan kegiatan yang bermanfaat dan berdampak nyata bagi bangsa dan umat. Bukan malah terjebak dalam kemewahan seremonial yang hanya bertujuan untuk memenuhi ambisi pribadi atau status sosial pengurus. Para kader HMI harus lebih kritik dan berpikir matang mengenai bagaimana seharusnya organisasi ini mengelola sumber daya, terutama dalam kondisi bangsa yang masih menghadapi berbagai masalah krusial, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan kesenjangan pendidikan.


Mengapa Boikot Ini Sangat Penting?


Mengapa boikot ini menjadi langkah yang sangat penting? Karena pengurus PB HMI saat ini telah menunjukkan kegagalan dalam memimpin organisasi ini ke arah yang lebih baik. Di bawah kepemimpinan Bagas Kurniawan, acara Milad ini justru memperlihatkan kebodohan dalam pengelolaan sumber daya. Tidak ada manfaat yang bisa didapat dari acara mewah yang hanya menghabiskan anggaran dan energi tanpa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat atau kader-kader HMI itu sendiri. Sebagai organisasi yang dibentuk untuk menjadi agen perubahan sosial, HMI seharusnya lebih peka terhadap kebutuhan nyata bangsa, bukan hanya untuk sekadar membuat acara seremonial.



Bagas Kurniawan telah memimpin organisasi ini dengan cara yang sangat tidak layak. Sebagai Ketua Umum, dia tidak mampu memberikan visi yang jelas untuk kemajuan HMI. Pemikiran sempit yang lebih mengedepankan kemewahan dan euforia tanpa tujuan ini adalah bentuk kepemimpinan yang mengabaikan esensi perjuangan HMI. Inilah kepemimpinan yang tidak bisa diandalkan untuk masa depan HMI, dan ini adalah periode terburuk dalam sejarah organisasi ini.


Kepemimpinan yang Tidak Memahami Umat dan Bangsa


Kepemimpinan yang buruk ini tidak hanya berisiko merusak citra HMI, tetapi juga membahayakan masa depan organisasi ini. HMI membutuhkan pemimpin yang tahu bagaimana cara mengelola organisasi dengan bijaksana, bukan yang lebih fokus pada kemewahan dan seremonial. HMI seharusnya lebih mengutamakan kegiatan yang memiliki dampak sosial yang nyata, seperti pengembangan kapasitas kader, kerja sosial, atau kegiatan yang mendukung pemberdayaan masyarakat. Bukan malah terjebak dalam acara mewah yang hanya menyedot anggaran besar tanpa memberikan hasil konkret.



Sebagai seorang pemimpin, Bagas Kurniawan seharusnya memahami bahwa kebermanfaatan bagi umat adalah tujuan utama organisasi ini. Namun, apa yang terjadi? Ia lebih memilih untuk mempertontonkan kemewahan yang tidak hanya mubazir, tetapi juga tidak sesuai dengan semangat kesederhanaan dan efisiensi yang seharusnya dimiliki oleh setiap kader HMI.



Arah Baru untuk HMI: Fokus pada Perubahan Nyata


HMI membutuhkan perubahan besar dalam kepemimpinan. Sebagai organisasi yang lahir untuk menjadi pelopor perubahan, HMI tidak bisa lagi terjebak dalam pola pikir lama yang hanya mengutamakan acara seremonial yang tidak membawa perubahan berarti. Mundur adalah langkah yang lebih terhormat bagi pengurus PB HMI yang ada saat ini. Mundurlah sebelum HMI semakin kehilangan arah dan relevansinya di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.



Kami mengajak seluruh kader HMI Jakarta dan Seindonesia untuk lebih kritik dan berpikir jernih tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi ini. Jangan biarkan acara yang mubazir ini menjadi legitimasi bagi pengurus yang gagal dalam menjalankan amanah mereka. Saatnya kader HMI kembali kepada esensi perjuangannya—untuk umat dan bangsa, bukan untuk perayaan kosong yang hanya memperlihatkan betapa buruknya pengelolaan organisasi ini.


Tanggung Jawab Bersama


Kami mengajak seluruh kader HMI, alumni HMI, KAHMI, dan semua pihak yang peduli terhadap masa depan organisasi ini untuk tidak mendukung acara Milad HMI Ke-78 yang tidak bermakna tersebut. Bantulah HMI dengan cara yang lebih bijaksana, bukan dengan mendukung acara yang hanya akan memperburuk citra organisasi ini. Mari bersama-sama kembali ke jalur yang benar, memperjuangkan cita-cita mulia HMI, dan berfokus pada perubahan nyata untuk umat dan bangsa. Jika HMI ingin tetap dihormati dan menjadi kekuatan positif, maka kita semua harus berani mengambil langkah tegas untuk perubahan." Tutup (Red) 



Oleh: Via (Kader HMI-wati Jakarta)




iklaniklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kader HMI Jakarta Boikot Dies Natalis HMI Ke-78: diduga Pemborosan yang Tak Bisa Diterima

Trending Now

Iklan