Syahbandar KUPP Kelas 3 Labuan Diduga Mengabaikan dan Penyebab Rusaknya Wilayah Martim di Kabupaten Pandeglang

sultannews.co.id
Rabu | 14:06 WIB Last Updated 2025-02-12T07:07:30Z

PANDEGLANG - Masyarakat geger temukan tumpukan ikan di beberapa tempat wisata pantai dan resah atas adanya dugaan kerusakan wilayah maritim di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten karena diduga banyaknya bangkai kapal dan tumpahan batubara yang dibawanya juga diduga disebabkan oleh kelalaian dan seolah di biarkan oknum KUPP Labuan.

Begini ungkap Rohmat kepada awak media, "Saya usai bertemu dengan petugas KUPP Labuan selaku pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin Keselamatan dan Keamanan Pelayaran guna untuk menyampaikan kondisi terkini dan keresahan kami selaku warga wilayah yang terkena dampak kerusakan lingkungan wilayah maritim Kabupaten Pandeglang," ungkapnya.

Miris oknum petugas Syahbandar KUPP Labuan, yang diduga tidak memahami dan tidak berkompeten atas tugas dan fungsinya saat ini.

"Padahal jelas, atas kedatangan kami untuk menyampaikan bahwa belakangan ini banyak terjadi fenomena aneh di wilayah wisata pesisir pantai di antaranya Pantai Carita pada hari Sabtu, 2 November 2024 dan di Pantai Karoeng Kamis, 12 Desember 2024. Baru-Baru  ini di Pantai Cinta Kawasa Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung 7 Febuari 2025, kami juga menanyakan apa yang sudah Syahbandar lakukan sesuai tugasnya sudah sejauh mana prosesnya lalu langkah apa untuk menjaga ke kelestariannya," tambahnya.

Mengingat di wilayah maritim ini selain ada Gunung Anak Krakatau yang aktif ada juga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Selain Badak Jawa, masih ada beberapa lagi hewan langka yang dilindungi didalam Taman Nasional tertua di Indonesia.

"Sangat disayangkan jawabanya mereka hanya melakukan pengawasan pengecekan foto menerima dokumen dan membuat dokumen selepasnya kita berdoa pada Tuhan," paparnya dengan rasa heran.

Berdasarkan hasil konfirmasi pada salah satu petugas Syahbandar KUPP Labuan (NI) membenarkan sampai hari ini 10 Februari 2024 masih ada beberapa yang belum di evakuasi di karenakan cuaca dan tidak ada alat untuk mengangkut batubara ribuan ton yang tumpah ke laut.

"Sebagian sudah dibersihkan dan sudah diterima dokumennya benar atau tidak di lokasi kejadian, kami hanya nerima dokumen sudah itu sudah," cetusnya. (Tyo)

iklaniklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Syahbandar KUPP Kelas 3 Labuan Diduga Mengabaikan dan Penyebab Rusaknya Wilayah Martim di Kabupaten Pandeglang

Trending Now

Iklan