SERANG - Rahmat Cahyadi dari perwakilan Panitia Pembentukan BEM dan DPM Universitas Primagraha menilai ketua panitia tidak profesional dalam jalannya tahapan proses pemilihan BEM dan DPM kampus. Mulai dari surat perintah tugas dari rektorat di bulan September sampai sekarang panitia pembentukan BEM dan DPM belum menemukan hasil.
Salah satu anggota dari kepanitiaan bersuara, bahwa hal tersebut di akibatkan ketua panitia yang dinilai tidak serius dalam proses penyelesaian pembentukan ini.
"Seperti mulai mengundur undur rapat dengan alasan tidak jelas, tidak konsisten terhadap hasil keputusan rapat, sampai akhir ini ketua panitia yang sering mengambil keputusan secara pribadi dan sewenang-wenang," ucapnya.
Bahkan dia menuturkan pernah terjadi pengeluaran 2 anggota panitia yang dilakukan secara tiba-tiba dari grup kepanitian hanya di karenakan bertanya prihal SK kepanitiaan.
Rahmat juga menambahkan pernah juga terjadi dalam rapat online yang di selenggarakan pada malam rabu 15 Januari yang lalu.
"Yang awalnya telah di jadwalkan dan di sepakati semua panitia bahwa rapat tersebut akan membahas prihal team line pelaksanaan pembentukan, justru ketua secara tiba-tiba mengalihkan rapat tersebut untuk meninjau ulang aturan yang sudah di sepakati dalam muspim (musyawarah pimpinan) bersama ketua-ketua HMP UPG," ungkapnya.
"Dalam proses rapat online tersebut banyak angota dari kepanitian yang menyayangkan sikap dari ketua panitia yang tidak konsisten terhadap keputusan dari musyawarah yang telah di selenggarakan. Terlebih sikap dari pada ketua yang justru keluar secara tiba tiba dalam forum rapat padahal rapat tersebut belum selesai dan menemui kesepakatan," tambahnya.
Mahasisiswa dari fakultas manajemen tersebut juga memberikan harapannya bahwa dalam kepanitiaan, "harusnya kita lakukan secara sama-sama seluruh kepanitiaan. Dan juga di selesaikan secara serius mengingat momentum pembentukan BEM & DPM ini sangat penting untuk keberlangsungan organisasi internal yang ada di UPG." Tutupnya. (Klis)
