SERANG - Aliansi Organisasi Mahasiswa Primordial Se-Provinsi Banten menggelar aksi demonstrasi di Sekitar Kantor Polda Banten dengan tujuan menuntut netralitas aparat dalam Pilkada 2024. Namun, aksi damai yang semula berjalan tertib tersebut berakhir dengan tindakan yang diduga represif oleh aparat kepolisian. Aliansi mengecam keras tindakan ini, yang dianggap sebagai bentuk pengekangan terhadap kebebasan berekspresi mahasiswa dan memperlihatkan sikap anti-kritik dari aparat kepolisian terhadap aspirasi masyarakat. Kamis, 7/11/24.
Irfan Ripa’i, selaku koordinator aksi, menekankan bahwa tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian sangat merusak citra dan kepercayaan publik terhadap Polri, terutama saat masyarakat berharap aparat dapat bersikap netral dan profesional dalam menghadapi Pilkada 2024.
“Kami datang dengan niat baik untuk menyampaikan aspirasi terkait kekhawatiran masyarakat. Namun, respons yang kami terima justru berupa pembatasan ruang gerak kami dan intimidasi dari aparat,” tegas Irfan.
“Ini mencerminkan ketidaksiapan aparat untuk menerima kritik dan aspirasi dengan kepala dingin, yang seharusnya menjadi bagian dari tugas mereka sebagai pelayan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Irfan juga menyatakan bahwa tindakan represif ini memperlihatkan wajah aparat yang masih cenderung bersikap anti-kritik.
“Kami mempertanyakan, apakah Polri benar-benar siap menjalankan tugasnya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat jika dalam aksi damai seperti ini, kami justru mendapat tindakan yang mengekang kebebasan kami," ujarnya.
“Kami merasa ini adalah langkah mundur dalam demokrasi. Sebagai mahasiswa, kami hanya ingin mengingatkan bahwa netralitas Polri dalam Pilkada itu penting dan wajib dijaga," ungkapnya.
Aliansi mahasiswa mengungkapkan kekhawatiran bahwa tindakan represif ini bisa menjadi preseden buruk dan menunjukkan bahwa aparat lebih mengutamakan perlindungan terhadap kepentingan tertentu daripada menjaga hak demokrasi rakyat.
“Bagaimana masyarakat dapat merasa aman dan bebas dalam mengekspresikan pendapat mereka jika mahasiswa yang memperjuangkan suara rakyat justru ditindas?," kata Irfan.
“Tindakan semacam ini dapat merusak kepercayaan masyarakat, khususnya terkait integritas dan profesionalitas aparat kepolisian," pungkasnya.
Dengan latar belakang kekhawatiran yang mendalam mengenai integritas aparat selama Pilkada serentak 2024, Aliansi Mahasiswa Primordial Se-Provinsi Banten mendesak agar kepolisian segera melakukan introspeksi dan memastikan tindakan represif tidak terulang kembali. Mereka juga menyerukan agar aparat dapat menunjukkan sikap yang benar-benar netral dan terbuka terhadap aspirasi masyarakat. (Tyo)
Home
Nasional
Netralitias Pemilu
Pilkada 2024
Polda Banten
Politik
Unras
Polda Banten Diduga Lakukan Tindakan Represif dan Anti Kritik dalam Aksi Mahasiswa Menuntut Netralitas di Pilkada 2024
Polda Banten Diduga Lakukan Tindakan Represif dan Anti Kritik dalam Aksi Mahasiswa Menuntut Netralitas di Pilkada 2024



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
Trending Now
-
Oleh: Advokat Suwadi, SH, MH. OPINI - Beberapa kali di beranda facebook atau pun medsos-medsos lainnya, kita tidak jarang menyaksikan foto ...
-
Jakarta - Sekelompok Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Mahasiswa Bersama Rakyat 98 (MABAR 98) memaparkan dugaan adanya operasi inte...
-
SERANG - Aliansi Mahasiswa, Pelajar dan Rakyat (Ampera) lakukan demonstrasi untuk mencabut kembali UU TNI yang dirasa telah memkasakan kehen...
-
PANDEGLANG,- Seorang perempuan membuat pengakuan mengejutkan di akun media sosialnya. Perempuan itu mengaku mendapatkan tindakan kekerasan o...
-
SERANG - Demonstrasi menolak UU TNI terus dilakukan oleh puluhan mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi di Banten, usai penolakan per...