Nama Mahasiswa: Ariyah Juliyanti
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Arafatus syahidah,S.H,M.H
Kampus : UNPAM Psdku Serang
OPINI - Mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) Serang Banten, Fakultas Ilmu Hukum memberikan opini Pancasila Sebagai Pegangan Generasi Milenial, Selasa, 02/07/24.
Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara. Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata. Kita dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Indonesia selaku negara multi etnis dan agama, ternyata masih menghadapi persoalan intoleransi yang cukup tinggi. Belakangan ini, semangat toleransi dan kebhinekaan dalam bingkai ideologi Pancasila terus mengalami sebuah degradasi yang cukup dratis di kalangan masyarakat bangsa Indonesia terlebih khusus pada kalangan kaum muda.
Sehingga tidak heran sebagian besar masyarakat dan orang muda bangsa ini cepat terpengaruh dengan masuknya ideologi-ideologi yang berasal dari luar. Dan yang lebih parahnya lagi, ideologi-ideologi tersebut secara terang-terangan mengatakan anti terhadap Pancasila dan semangat kebhinekaan yang sudah beratusan tahun tertanam dalam kepribadian dan kebudayaan masyarakat Indonesia.
Saat ini banyak kalangan memperbincangkan mengenai generasi milenial Indonesia yang pada umumnya pelajar dan mahasiswa. Namun, studi tentang generasi milenial ini belum menyentuh hal-hal yang subtansial. Generasi milennial sendiri dapat diartikan sebuah generasi yang lahir antara tahun 1980-2000 atau generasi muda masa kini berusia antara 15–34 tahun. Selain pemuda pada umumnya, generasi milenial ini juga di dalamnya adalah pelajar dan mahasiswa.
Generasi milenial ini memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap berbagai perkembangan teknologi digital dan online terkini. Ketergantungan terhadap teknologi ini membuat generasi milenial dapat dikatakan sebagai generasi yang sangat berbeda karakteristik dan memiliki keunikan tersendiri dalam menerima dan mentransfer segala informasi dan pengetahuan yang diperoleh jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Namun, beberapa penelitihan mengatakan bahwa generasi milenial ini merupakan salah satu kelompok generasi yang sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh radikalisme dan tindakan intoleran ditengah derasnya arus informasi yang beredar di media sosial dan internet.
Sebab, banyak informasi-informasi yang tidak difilter dan bahkan menjadi tidak terkendali. Bahaya gerakan anti terhadap Pancasila dan gerakan radikalisme juga kini mulai nampak dan merebak di kalangan pelajar serta mahasiswa yang merupakan kelompok dari generasi millenial ini.
Bahkan dulu anak-anak tahun 1980-2000 cara bermainnya dengan masak-masakan, pasar-pasaran, hujan-hujanan dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, anak-anak generasi 1980-2000 lebih solid dari pada generasi milenial, karena generasi milenial lebih tertarik dengan game online dan semacam aplikasi-aplikasi yang menjadikan mereka lupa segalanya bahkan berdampak kepada kehidupan sehari hari, banyak anak anak muda juga meniru gaya gaya ala luar negeri yang semesttinya terlihat berlebihan.
Melihat kenyataan ini, maka penanaman nilai-nilai Pancasila sudah semestinya memfokuskan dan mengakomodasi kelompok generasi millenial dengan sebuah formulasi atau metode-metode pembelajaran yang relevan dengan perkembangan kecanggihan teknologi saat ini. Sehingga, generasi milenial ini tidak bersifat partisipan dengan pembelajaran nilai-nilai Pancasila dan bersikap kritis terhadap pengaruh ideologi-ideologi radikal serta sikap-sikap intoleran.
Pancasila harus bisa dijadikan pegangan dan prinsip hidup generasi milenial Indonesia dalam menghadapi derasnya kemajuan teknologi modern saat ini. Generasi milenial harus mampu mengamalkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan nilai-nilai toleransi bangsa Indonesia agar tetap eksis dan berdiri kokoh.