Mengulik Kasus Pembunuhan Vina Oleh Geng Motor di Cirebon

sultannews.co.id
Sabtu | 10:23 WIB Last Updated 2024-05-25T03:24:04Z


OPINION ADVICE - Baru-baru ini, masyarakat Indonesia, dihebohkan dengan kemunculan film kisah nyata yang berjudul "Vina: Sebelum 7 Hari". Film ini menjadi sangat menarik, karena adanya suara arwah Vina yang merasuki tubuh sahabat nya untuk meminta keadilan hukum atas kematiannya dan suara arwah tersebut direkam oleh keluarganya melalui HP untuk disebarluaskan dalam rangka mencari pelaku pembunuhan.

Ya, memang kisah pembunuhan tragis tersebut sudah hampir 8 (delapan) tahun yang lalu. Dimana terhadap 11 orang pelaku, 8 orang sudah berhasil ditangkap dan divonis hukuman penjara. Namun dikarenakan, masih ada 3 (tiga) orang pelaku, termasuk otak pelaku yang belum tertangkap karna pindah ke luar kota dan mengubah identitas, sehingga kasus tersebut kembali diangkat lewat film untuk mencari keadilan hukum.

Lolosnya 3 (tiga) orang pelaku pembunuh Vina dari jeratan hukum, tentu membuat kita semua menjadi miris. Betapa mudahnya orang menyiksa dan membunuh anak orang lain, namun bisa hidup bebas berkeliaran kemana-mana tanpa ada rasa bersalah dan berdosa.

Padahal jika mau diselidiki dengan benar oleh Pihak Kepolisian Polres Cirebon, tentunya tak akan ada satupun pelaku yang lolos dari jeratan hukum dan juga tidak akan ada kejadian salah tangkap orang. Sebagai contoh misalnya, dalam film Vina, sempat terlihat si Egy selaku Geng Motor Doom Riders  sempat memberikan es krim kepada si Vina di sekolahnya, dimana kemudian pacarnya si egy cemburu buta, lalu membully Vina dikamar mandi di sekolahan dan menempelkan permen karet di rambutnya Vina.

Dengan kejadian kasus itu, sebenarnya bisa melacak identitas si Egy melalui mantan pacarnya si Egy yang merupakan teman satu sekolah si Vina.  Disamping itu, si Egy juga pernah berusaha untuk memperkosa si Vina di kamar mandi sekolahan, namun akhirnya Vina berhasil lolos dari upaya pemerkosaan itu dengan cara meludahi wajah Egy di depan teman-temannya yang hendak masuk ke kamar mandi sekolahan.

Dalam adegan film itu, juga terlihat  Sahabat nya si Vina yang bernama Sulaiman, membuat handicraft untuk kelompok Doom Riders. Sehingga si Sulaiman ini pasti bisa tahu siapa saja anggota geng motor Doom Riders dan dimana rumah anggota geng tersebut.

Mengacu terhadap fakta sosial tersebut diatas, maka dapat dianalisa bila sebenarnya mudah sekali untuk melacak identitas para pelaku, terutama otak pelaku si Egy itu. Dengan cara mendatangi kepala sekolah dimana Egy dan Vina bersekolah dan meminta kepala sekolah memberikan arsip atau dokumen yang terkait dengan identitas yang bersangkutan.

Lalu upaya selanjutnya, mendatangi tempat-tempat yang pernah disinggahi oleh geng sepeda motor itu, pastinya banyak yang kenal siapa saja anggota genk sepeda motor itu.

Dan terkait dengan dugaan salah tangkap,  harusnya saat itu ada visum terkait dengan pemerkosaan si Vina, dimana mungkin bisa dilihat dari bekas celana dalam Vina saat kejadian pemerkosaan, dimana disana mungkin masih menempel sperma para pelaku yang kemudian sprema itu harusnya dicocokkan dengan para sperma terduga pelaku, sehingga bisa dipastikan siapa saja yang ikut memperkosa Vina.

Banyaknya langkah hukum yang tidak dilakukan dalam penanganan kasus Vina menunjukkan bilamana ternyata hukum masih belum mampu memberikan rasa keadilan terutama bagi perempuan korban pelecehan dan pemerkosaan.

Film Vina bukan cuma film tentang arwah yang menuntut keadilan hukum, tapi juga film yang menunjukkan lemahnya penegakan hukum bagi perempuan korban pelecehan dan pemerkosaan. Untuk itu, diharapkan bagi bapak Kepala Kepolisian Republik Indonesia, untuk menginstruksikan kepada seluruh jajaran di bawahnya baik di tingkat Polda, Polres maupun Polsek, agar bersikap proaktif dalam melakukan tindakan penanganan hukum yang tegas terhadap siapa pun yang melakukan pelecehan dan pemerkosaan bagi kaum perempuan baik di dalam lingkup sekolah maupun luar sekolah.

Jangan sampai anak ataupun cucu perempuan keturunan Bapak Kepala Kepolisian Republik Indonesia, juga ikut menjadi korban pelecehan dan pemerkosaan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dikarenakan adanya pembiaran terhadap para pelaku pelecehan atau pemerkosaan tersebut.


Oleh : Advokat Suwadi, S.H., M.H. 

iklaniklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengulik Kasus Pembunuhan Vina Oleh Geng Motor di Cirebon

Trending Now

Iklan