Sayyidul Istighfar Dibaca Mulai Bulan Rajab, Ini Faidahnya!

Minggu | 20:09 WIB Last Updated 2024-01-14T13:31:19Z
Foto Ilustrasi

Memasuki bulan Rajab yang menandai 2 bulan menjelang bulan suci Ramadhan, kita sangat dianjurkan membaca sayyidul istighfar.


Yang dimaksud bacaan Sayyidul Istighfar adalah: "Allohumma anta Rabbi. La Ilaha Illa anta. Kholaqtani wa ana abduka wa ana ala ahdika wa wakdika mastatho'tu. A'uzdu bika min kulli mashtona'tu. Abu'u laka bi nikmatika alayya wa abu'u laka bi-zdambi. Faghfirli. Fa innahu la yaghfiruz-zdunuba Illa Anta."


Keutamaan membaca Sayyidul Istighfar adalah Allah SWT akan menambah umur panjang, meluaskan rejeki dan kenikmatan untuk orang-orang yang membacanya. Hal ini seperti yang diberikan kepada sahabat Rasulullah bernama Syadad b. Aus.


Beliau merupakan satu-satunya sahabat Nabi yang memperoleh ajaran langsung dari Rasulullah berupa amalan sayyidul istighfar, atau untuk lebih mudah diingat kita sebut saja sebagai mahkota istighfar (sayyidul istighfar). Sekalipun seorang diri meriwayatkan hadits sayyidul istighfar, Imam Bukhari dan Imam Muslim mencantumkannya sebagai hadits shahih dalam kitab mereka.


Nama lengkapnya Syadad b. Ausbin b. Tsabit Anshari al-Najjari al-Madani. Beliau dikarunia umur panjang, hidup selama 96 tahun. Sewaktu tinggal di Madinah beliau hidup serba pas pasan. Suatu saat Rasulullah Saw menghampiri sahabatnya itu dan bertanya: "Apa yang sedang kamu rasakan sekarang?" Syadad menjawab: "seisi bumi sekarang menghimpitku, wahai Rasul!"


Rasulullah lalu berkata: "Wahai sahabatku, kamu perlu tahu sebentar lagi Baitul Maqdis (Palestina) akan ditaklukkan. Pindahlah ke sana! Ajak anak dan keluargamu tinggal di sana!" Padahal pada waktu itu, Palestina belun dalam kekuasaan Islam, namun Rasulullah sudah meramalkannya. 


Terbukti pada masa Umar b. Khattab, Palestona berhasil ditaklukkan umat Islam. Di antaranya berkat jasa Syadad b. Aus yang pada masa kepemimpinan Umar menjabat gubernur Humsh dan aktif membantu penaklukan Palestina.


Kiprah politik Syadad b. Aus berakhir bersama dengan berakhirnya lekuasaan Umar. Sesudah itu beliau memilih menjalani hidup sebagai rakyat biasa, hidup sederhana dan zuhud dengan merantau dan menetap di Palestina. Di kota ini beliau memilih "mandita" layaknya para sufi yang di masa hidupnya tidak terlalu dikenal luas. 


Umat Islam hanya mengenal bahwa tidak ada seorang pun yang menetap di kawasan Baitul Maqdis di jaman itu yang lebih alim dan warak terkecuali hanya Syadad b. Aus. Atas dasar inilah semua ulama hadits yang enam selalu mengambil hadits-hadits yang bersumber dari beliau. Salah satunya hadits tentang mahkota istighfar.


Syadad b. Aus selama hidupnya betul-betul tersematkan mahkota istighfar. Sebagaimana yang pernah dijanjikan Rasulullah: "Barangsiapa yang membiasakan membaca istighfar maka kesusahan hidupnya akan ada solusinya, kekhawatirannya akan digantikan dengan kesenangan, dan akan diberikan rejeki tanpa diduga-duga."


Beliau bukan mengamalkan istighfar biasa melainkan mahkota istighfar. Beliau berhasil memetik amalannya itu dengan diangkat derajatnya dan anak keturunannya. Konon, wali-wali yang lahir di daerah Palestina selalu menyambung silsilahnya kepada Syadad b Aus. Apa kita tak iri dengan kesalehah beliau?


Penulis: M. Ishom el Saha

iklaniklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sayyidul Istighfar Dibaca Mulai Bulan Rajab, Ini Faidahnya!

Trending Now

Iklan