Tanpa Lihat Urgensi, Aktivis Mahasiswa Sebut DPRD Provinsi Banten Boros dalam Menggunakan Anggaran

sultannews.co.id
Sabtu | 14:55 WIB Last Updated 2024-01-31T15:31:46Z

Serang - Belum lama ini sempat heboh soal kendaraan mewah merk Mitsubishi Pajero Sport yang dijadikan untuk kendaraan Ambulance oleh DPRD Provinsi Banten.


Tak hanya itu, pada pembangunan di gedung DPRD Provinsi Banten untuk renovasi pagar dan gedung pemasangan batu fosilnya mencapai Rp1,9 miliar lebih.


Hal ini menuai kritik dari Abroh NF Aktivis Mahasiswa Provinsi Banten, ia menilai hal ini adalah tindakan yang boros dan terkesan menghamburkan anggaran.


"Dilihat dari urgensinya, unit ambulans tidak perlu mewah dan juga sebelumnya DPRD juga memiliki unit Ambulance, terus juga pengadaan batu fosil dengan dalih peningkatan UMKM merupakan omong kosong belaka, dimana pengadaan ini bertujuan untuk menciptakan nilai mewah di kantor DPRD provinsi Banten," katanya, Sabtu (1/7/2023).


Selain itu, pembangunan gedung arsip yang menelan Rp6 miliar ditambah rehab ruang fraksi DPRD Banten yang menelan anggaran Rp4 Miliar. 


Ia menilai dimana tidak ada pembuktian rencana yang jelas dalam upaya peningkatan UMKM di Banten, lalu kemudian renovasi pagar dengan dalih pemeliharaan.


"Pemeliharaan itu contoh misalnya kalau ada pagar ada yang patah nanti di las, ada tembok yang misalnya belah-belah berarti disemen itu makna pemeliharaan menurut saya, atau misalnya catnya sudah kusam kemudian di cat ulang," ungkapnya.


Menurutnya, selama periode ini kata Abroh DPRD Provinsi Banten ini terkesan menghamburkan anggaran seperti halnya dalam pengadaan baju batik yang nilai anggarannya miliaran dan juga renovasi Drainase juga miliaran.


"Dari situ tidak ada nilai urgensi serta tidak efisien, seharusnya anggaran yang fantastis itu digunakan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan untuk masyarakat di Provinsi Banten," jelasnya.


Masih kata Abroh, setidaknya ada sekitar 145 ribu orang di Provinsi Banten yang masuk kategori kemiskinan terekstrem. Kemudian tingkat penganggurannya nomor satu se-Indonesia tercatat jauh di atas nasional yakni 7,97 persen.


Kemudian belum lagi dari sektor kesehatan misalnya kasus Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Banten ini Masih Tinggi, Angka gejala gizi buruk dan stunting yang semakin tinggi.


"Pendidikan menjadi permasalahan masyarakat yang sampai sekarang tidak terselesaikan. Angka putus sekolah yang tinggi, persoalan pendidikan di Provinsi Banten selalu menjadi sorotan," ungkapnya.


Koresponden: Nurlan | Editor: Zami

iklaniklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tanpa Lihat Urgensi, Aktivis Mahasiswa Sebut DPRD Provinsi Banten Boros dalam Menggunakan Anggaran

Trending Now

Iklan