Prancis Darurat, Polisi Tembaki Warga dan Sebanyak 1.350 Kendaraan Ludes Terbakar

sultannews.co.id
Kamis | 21:14 WIB Last Updated 2023-07-06T14:14:55Z

Banten - Prancis dilanda kerusuhan yang disebabkan tewasnya seorang remaja laki-laki 17 tahun bernama Nahel yang tewas ditembak polisi. 


Kerusuhan yang membara semakin meluas hingga Otoritas pemerintah Prancis kerahkan ratusan ribu pasukan keamanan untuk mengatasi unjuk rasa yang terjadi selama empat hari berturut-turut itu.


Berikut fakta-fakta terkait kronologi hingga kondisi terkini imbas kericuhan di Prancis yang dirangkum redaksi sultannews.co.id pada Minggu (2/6/2023).



Awalnya, polisi menghentikan remaja laki-laki itu karena melanggar aturan lalu lintas. Sebuah video di media sosial, yang diautentikasi oleh AFP, menunjukkan dua petugas polisi mencoba menghentikan kendaraan.


Salah satu polisi terlihat menodongkan senjatanya ke pengemudi melalui jendela dan menembak dari jarak dekat. Lalu, mobil korban terlihat melaju beberapa puluh meter sebelum menabrak.


Petugas layanan darurat mencoba menyadarkan remaja berusia 17 tahun tersebut di tempat kejadian. Namun, remaja tersebut meninggal dunia tidak lama kemudian.


Sementara petugas kepolisian yang menembak remaja itu telah ditahan atas tuduhan pembunuhan. Kepala polisi Paris Laurent Nunez mengakui dalam sebuah wawancara dengan televisi BFM bahwa tindakan polisi tersebut

menimbulkan pertanyaan, meski dia mengatakan ada kemungkinan petugas tersebut merasa terancam.


Kronologi Kerusuhan di Prancis

Usai insiden penembakan remaja oleh polisi di Prancis itu, pada Selasa (27/6/2023) malam, terjadilah kerusuhan. Aksi unjuk rasa di Nanterre diwarnai menyalakan api, membakar mobil, dan menghancurkan halte bus saat ketegangan meningkat antara polisi dan penduduk setempat.


Bentrokan berlanjut pada Rabu (28/6/2023) malam yang menyebar dari lingkungan di sekitar ibu kota ke kota-kota Prancis lainnya, termasuk Toulouse, Dijon dan Lyon. Ribuan pasukan polisi diturunkan ke Paris dan pinggiran sekitarnya.


Pada malam kedua kerusuhan usai remaja ditembak mati dari jarak dekat oleh polisi di Prancis, Pasukan Keamanan Prancis menangkap ratusan orang massa. Menteri dalam negeri Prancis menyebut kerusuhan itu tidak dapat ditoleransi.



Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan sebanyak 994 penangkapan secara nasional telah terjadi dalam semalam. Menurut angka sementara yang dirilis kementerian pada Sabtu pagi waktu setempat, selama kerusuhan, sebanyak 1.350 kendaraan dan 234 bangunan dibakar, dan 2.560 insiden kebakaran terjadi di ruang publik.


Sementara itu, pemakaman remaja bernama Nahel (17) digelar pada Sabtu (1/7/2023) waktu setempat. Seperti dikutip CNN, Minggu (2/7/2023), pemakaman dilakukan di tengah penangkapan ke sejumlah massa yang protes.



Imbas kerusuhan tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat mengadakan pertemuan dadakan dengan beberapa menterinya. Macron mengatakan bentrokan, pembakaran mobil dan penyerangan terhadap kantor polisi dengan kembang api tidak dapat dibenarkan.


"Beberapa jam terakhir telah ditandai dengan adegan kekerasan terhadap kantor polisi, tetapi juga sekolah dan balai kota melawan institusi dan Republik," kata Macron pada pertemuan para menteri di Kementerian Dalam Negeri, dilansir AFP, Kamis (29/6/2023).


Himbauan ini disampaikan lewat akun Instagram resmi Kedubes RI untuk Prancis @indonesiainparis. Kedubes RI mulanya membahas kerusuhan yang masih terus berlanjut di Paris.


"Kerusuhan di Paris terus berlanjut. Aksi perusakan, penjarahan, dan penembakan terus terjadi di puluhan kota dan kota madya di seluruh Prancis. Paris dan sekitarnya, Lyon, Strasbourg, Metz, Marseille dll," tulis @indonesiainparis, Minggu (2/7/2023). 


Penulis: Hendi | Editor: Zami

iklaniklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Prancis Darurat, Polisi Tembaki Warga dan Sebanyak 1.350 Kendaraan Ludes Terbakar

Trending Now

Iklan