Lebak - Pemilihan Umum Raya (Pemira) di STKIP Syekh Manshur telah dilaksanakan pada hari Rabu 21 juni 2023, namun didalamnya banyak kerancuan diakibatkan karena kurangnya sosialisasi tentang pemira terhadap mahasiswa
Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) selaku penyelenggara bertanggung jawab memberikan informasi terkait dengan perkembangan-perkembangan Pemira, namun usaha sosialisasi mengenai Pemira dirasa kurang.
Karena faktanya ada beberapa mahasiswa yang kurang mengerti terkait dengan agenda politik kampus bahkan banyak mahasiswa yang belum mengerti tata cara pencoblosan. Sosialisasi juga dirasa belum maksimal untuk memberikan pemahaman terkait Pemira, pada akhirnya suara tidak sah lebih jauh tinggi dibanding suara Paslon.
Selain kurangnya pemahaman terhadap mahasiswa, KPUM yang seharusnya bersifat netral dalam acara kontestasi tersebut, pada saat itu KPUM dinilai tidak netral bahkan diduga berpihak ke salah satu Paslon.
Hal itu diakibatkan karena adanya oknum KPUM yang berinisial (D) masuk ke dalam group Whatsapp tim kemenangan Paslon.
Saepudin selaku mahasiswa aktif STKIP Syekh Manshur mengatakan, Majlis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) untuk tindak tegas terhadap oknum KPUM yang diduga tidak independen
"Saya minta kepada MPM untuk tindak tegas kepada oknum KPUM yang diam-diam masuk kepada group tim kemenangan Paslon" ungkapnya
Karena banyaknya kerancuan di dalam kontestasi pemira tersebut saepudin meminta kepada MPM dan KPUM agar kontestasi pemira ini diulang kembali karena dinilai banyak kekeliruan didalamnya
"Saya akan segera layangkan surat audiensi kepada MPM, KPUM, sekaligus kepada bidang kemahasiswaan STKIP Syekh Manshur agar Pemilihan raya tahun 2023 ini diulang kembali" pungkasnya. [Fauzi/*]