Dok. Eko Supriatno, Dosen yang juga Pecinta Sepak Bola Indonesia. (ist) |
Banten - Sebelum laga pertandingan Final SEA Games 2023 dimulai, Pecinta Sepak Bola Tanah Air (Indonesia) yakin bahwa Timnas Indonesia akan berhasil menang pada pertandingan itu.
Seperti di katakan Eko Dosen dan Pecinta Sepak Bola mengatakan terhadap temannya sebelum pertandingan Final Timnas Indonesia dengan Thailand di mulai.
Saat itu temannya bertanya kepada Eko, Temannya mengatakan Menang mana, Pak Eko antara Indonesia melawan Thailand pada final malam ini?
Eko menjawab Timnas Indonesia akan menang jika para pemain percaya diri, penuh keberanian, kengototan, dan punya semangat tinggi sepanjang pertandingan.
Seperti ciri khas Thailand selama ini, mereka akan bermain cepat dan menerapkan satu-dua sentuhan pendek.
Indonesia tentunya tidak kalah kelas dengan Thailand. Dan faktanya pemain-pemain Garuda juara dalam disiplin, juara dalam me-marking lawan, cepat bergerak bila kehilangan bola, pandai mengatur tempo untuk menyeimbangkan antara menyerang dan bertahan.
Malam final sepak bola SEA Games Kamboja 2023 menjadi milik Indonesia dengan kemenangan 5-2 atas Thailand. Dahaga panjang selama lebih dari tiga dekade terbasuh dalam semalam.
Setelah terakhir kali meraih emas sepak bola pada SEA Games 1991, Indonesia akhirnya mengembalikan kejayaan itu 32 tahun kemudian.
Big match semalam berjalan menarik dan menyita perhatian pecandu sepak bola di tanah air. Penuh dengan adegan seru, dan menegangkan.
Suara bernada minor, sarat kritik, dan hujatan tentang persepakbolaan nasional yang miskin prestasi dan kaya persoalan kini telah hilang dan pergi, karena tim Garuda telah berhasil menjadi pemenang dan juara.
Prestasi ini sangat menggembirakan sebagai tanda kebangkitan dunia olahraga Indonesia setelah sebelumnya sempat terpuruk dalam multieven tingkat Asia dan Asean.
Timnas Indonesia U-22 berhasil meraih medali emas SEA Games 2023 setelah mengalahkan Thailand dengan skor 5-2 pada laga final di Olympic Stadium, Phnom Penh, Selasa (16/5/2023) malam WIB.
Pada laga tersebut, Timnas Indonesia U-22 mencetak gol melalui Ramadhan Sananta (21', 45+6'), Irfan Jauhari (92'), Fajar Fathur Rahman (107'), dan Beckham Putra (120+1'). Adapun gol Thailand dicetak Anan Yodsangwal (65') dan Yotsakorn Burapha (90+10').
Kemenangan Timnas U-22 diraih dengan perjuangan yang berat. Para pemain harus bertempur mati-matian selama 120 menit dan melakoni duel tensi tinggi melawan Thailand.
Laga Timnas Indonesia U-22 Vs Thailand juga berlangsung dengan hujan kartu. Tensi tinggi membuat wasit mengeluarkan Kassem Matar Al-Hatmi asal Oman mengeluarkan total 18 kartu dalam final SEA Games 2023.
Sepakbola adalah Sumber Kehormatan
Sepakbola telah memainkan peran strategis bagi pembentukan karakter mental manusia.
Sepakbola telah menjadi energi pembangunan dan sumber kehormatan.
Presiden Soekarno meletakkan sepakbola sebagai pembentuk karakter bangsa.
Sepakbola dikembangkan untuk membangun manusia Indonesia baru, mewujudkan dedikasi dan pengabdian bagi bangsa, serta menjadi sarana untuk nation and character building.
Sepakbola dikembangkan untuk mendukung pencapaian atlet-atlet pada ajang kompetisi olahraga internasional, khususnya SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Kenyataan ini kiranya menginspirasi bangsa Indonesia untuk melakukan pembenahan mendasar terhadap kebijakan sepakbola nasional.
Kemauan politik yang kuat, regulasi yang jelas, dan harmonisasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi Sepakbola perlu ditingkatkan.
Momentum tersebut perlu dimanfaatkan untuk kebangkitan sepakbola Indonesia.
Banyak negara lain menjadikan SEA Games sebagai motivasi untuk memacu prestasi olahraga mereka.
Momentum SEA Games 2023 memang tidak boleh disia-siakan. Dengan berbagai cara, setiap negara akan membina putra putri mereka agar mampu tampil sebagai duta yang menaikkan prestise negaranya. Diam-diam prestasi sepakbola diakui sebagai barometer kesuksesan pembangunan.
Amatan penulis ada sejumlah faktor yang membuat tim Garuda mampu bangkit dan menang atas timnas Thailand.
Pertama, faktor mental dan karakter timnas Garuda yang ekstra percaya diri, penuh keberanian, kengototan, dan punya semangat tinggi sepanjang pertandingan hingga titik darah penghabisan. Pelatih sehebat apa pun kalau pemainnya masih memiliki mental dan karakter yang melempem, jelas tidak akan pernah bisa membangkitkan sepak bola Indonesia
Kedua, faktor bermain lepas, fokus, dan tidak membuat kesalahan yang tidak penting. Menang atau kalahnya timnas atau klub, itu semua tidak seratus persen dipengaruhi oleh pelatih. Pemain pun juga menentukan menang atau tidaknya suatu pertandingan.
Tim Garuda sepertinya sudah terbangun sadar untuk membuka mata dan melihat bahwa mental dan karakter yang dimilikinya terbilang kalah jauh dibandingkan pemain negara-negara lain.
Akhirnya, Kemenangan Timnas U-22 memberikan kabar bahwa Indonesia ada, kuat, dan satu.
Perjuangan Indra Sjafri
Dan menang atau kalahnya timnas atau klub juga dipengaruhi oleh pelatih. Indra Sjafri dapat dijadikan sebagai pelatih panutan profesional yang mampu membangkitkan mental dan karakter yang tepat.
Perjuangan yang dilakukan oleh Indra Sjafri sangat membanggakan Indonesia. Ia adalah putra sejati Indonesia yang mampu membanggakan Indonesia melalui sepak bola.
Indra Sjafri sukses bawa Timnas Indonesia raih emas sepakbola di SEA Games 2023. Banjir pujian bagi pelatih berusia 60 tahun ini karena berhasil wujudkan mimpi setelah 32 tahun menanti.
Indra Sjafri menahbiskan diri sebagai pelatih lokal tersukses usai mengantar Timnas Indonesia U-22 juara SEA Games 2023, Selasa (16/5).
Indra Sjafri menyamai prestasi Bertje Matulapewa sebagai pelatih Indonesia yang berhasil mempersembahkan medali emas di kejuaraan multievent olahraga ASEAN. Bertje adalah pelatih pertama yang mampu membawa Indonesia juara SEA Games 1987.
Indra Sjafri memang tak punya koleksi trofi sebagai pemain maupun pelatih klub. Namun, rekam jejaknya di timnas usia muda tak perlu diragukan.
Karier pelatih asal Sumatera Barat itu melesat setelah berhasil mengantar Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF 2013 di Sidoarjo.
Dengan filosofi Pepepa (pendek-pendek-panjang), Indra berhasil menyulap timnas remaja U-19 tampil atraktif. Evan Dimas dan kawan-kawan sukses menaklukkan Vietnam 7-6 lewat drama adu penalti.
Enam tahun berselang, Indra Sjafri juga sukses membawa Timnas Indonesia U-22 keluar sebagai juara Piala AFF U-22 2019 di Kamboja. Kala itu Marinus Wanewar dkk sukses membungkam Thailand 2-1 di laga pamungkas.
Dengan demikian, Indra Sjafri tercatat sebagai pelatih lokal tersukses di Timnas, jika trofi jadi tolok ukurnya. Indra tak terbantahkan sudah mencicipi tiga gelar juara di kelompok usia, yakni bersama Timnas U-19 dan dua kali bersama Timnas U-22.
Refleksi Sepakbola Indonesia
Diantara Refleksi Sepakbola Indonesia adalah:
Pertama, berikanlah atlet nasional bonus yang ideal. Kepedulian pemerintah terhadap atlet berprestasi ini setidaknya menjawab kepantasan terhadap atlet yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Banyak di antara mereka menjadi pengangguran dengan hidup yang terlunta-lunta.
Dengan bonus besar demikian para atlet tidak perlu lagi berpikir, apa yang akan dikerjakan saat dia sudah tidak berprestasi lagi. Perhatian besar pemerintah ini akan menjadi stimulus bagi masyarakat untuk berprestasi dalam bidang olahraga. Tingkatan masyarakat kita masih belum pada tataran memiliki kesadaran untuk berolahraga.
Dari bonus yang dijanjikan itu bukan bonus medali yang menarik, melainkan tunjangan seumur hidup yang akan menggairahkan banyak atlet untuk lebih giat berlatih.
Kedua, selain dana besar untuk bonus, pemerintah juga harus memerhatikan sarana dan prasarana agar masyarakat semakin tertarik untuk bersepakbola. Untuk tahap awal, menggerakkan masyarakat dalam olahraga massal, perlu diperbanyak venue yang memungkinkan masyarakat untuk berolahraga agar mereka lebih sehat.
Kementerian Pemuda dan Olaharaga konon punya program membangun satu lapangan sepak bola di satu desa. Kalau ini dipenuhi, akan menjadi program yang sangat baik. Fasilitas untuk olahraga prestasi juga harus diperhatikan, kalau Indonesia ingin mengejar ketertinggalan dari para tetangga di Asean.
Ketiga, dana besar untuk olahraga tidak hanya untuk bonus tapi bagaimana mengembangkan teknologi dan metode latihan yang lebih maju.
Kontribusi perguruan tinggi bisa diberdayakan untuk mengembangkan olahraga dengan pendekatan ilmu pengetahuan agar prestasi kita lebih baik dari sekarang. Bila perlu jumlah fakultas itu ditambah di setiap ibu kota provinsi agar terjadi pemerataan prestasi olahraga melalui pendekatan ilmiah.
Alhamdulillah, kini Indonesia telah menang setelah menanti selama 32 tahun untuk mendapatkan emas kembali.
Kemenangan ini merupakan momentum kebangkitan sepak bola Indonesia.
Semoga Kemenangan Timnas U-22 menjadi titik awal kebangkitan persepakbolaan nasional menuju event-event yang lebih tinggi tingkatannya.
Mari bersama-sama menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia unggul dalam kualitas pemain sepak bolanya.
Ingat ! bilang bola itu bundar, sulit diperhitungkan ke mana ia berlari.
Penulis: Ahmad Syafaat