STN - Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri.
Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.
Menurut cerita sejarah yang dituturkan H. Murid bin KH. Nukaim yang lahir pada tahun 1845, Seni silat terumbu ini, merupakan seni silat yang tertua. Dan muncul di daerah pesisir Banten Utara. H. Murid merupakan orang pertama mempelajari dan mengembangkan seni beladairi ini.
Maka tidak heran masyarakat dan ulama setempat ia dinobatkan sebagai Jaro Murid Terumbu dan sekaligus sebagai Ketua Seni Bela diri Terumbu, ia mendapatkan gelar KH Sahlan Guru Besar Terumbu dengan sebutan Pusaka Terumbu.
Perkumpulan seni silat terumbu kiprahnya, tidak hanya untuk membela secara individu, namun membela para orang-orang atau sekelompok masyarakat.
Pada tahun 1940 kelompok seni Silat Terumbu membela komunitas Cina ketika mereka diusir oleh Belanda dari Kampung Cangkring, Sawah Luhur, yang diselamatkan dan diungsikan ke Batavia lewat jalur Laut Jawa Utara. Sebagai kompensasinya komunitas Cina menghibahkan tanah pesawahaan, rumah, dan binatang peliaharaan, seperti kambing kepada Seni Silat Terumbu, melalui jaro murid.
Jurus Pencak silat
Terumbu Jurus seni silat Terumbu memiliki 35 jurus. Seperti jurus Alif I, kemudian alif II, potong sebat, Tanjung Seliwa, Potong Sepak I, Selembar I, Depok Sebat dan Depok Gunting. Ada 8 jurus lagi yang tidak bisa dikemukan, karena ini merupakan rahasia bahkan pada murid yang menimba ilmu seni silat ini.
Fungsi dan Peran Seni Silat Terumbu
1. Aspek Mental Spritual
Aspek ini membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Allah SWT. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa/santrinya yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya.
Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia. Aspek spiritual yang dikembang pada seni silat Terumbu adalah ; sebelum memulai pertunjukan para pesilat harus melaksanakan sholat dhuha12 raka’at, wiridan, dan ngamal.
Dan bagi orang yang ingin memasuki dunia seni silat Terumbu, harus melaksanakan puasa pati geni selama 7-20, dan 40 hari puasa.
Dan bagian yang paling penting dalam seni silat Terumbu, adalah pembacaan wasilah (tawashul), dan dzikir. Kedua hal ini sangat penting bagi orang yang ingin memiliki seni silat ini, agar mendapat pertolongan dalam menjalankan perannya.
Dan ada suatu kepercayaan bagi masyarakat Desa Terumbu, bahwa luluhur mereka sebenarnya tidak meninggal, bila mereka tertimpah musibah maka leluhur mereka akan menolongnya, leluhur ini bernama ; Tanjung Anom, Kutub Melati, dan Dewi Rasa.
Wasilah bagi permainan seni silat Terumbu, merupakan suatu keharusan, tawasul yang mereka lakukan, pertama-tama kepada Allah, Nabi Muhammad SAW., para sahabat (khalafa Rasyidin), dan para syaikh sufi, kepada guru-guru.
2. Aspek Seni Budaya Budaya dan permainan seni pencak silat ialah sangat penting, yaitu menggabungkan pencak silat dengan musik dan busana tradisional.
Dan ciri khusus pada pencak silat ini adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuhan iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill).
Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga (irama, rasa, dan raga).
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat.
Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.
Namun aspek seni suara (instrumental) yang dikembangkan seni eilat Terumbu tidak dipergunakan, hal karena dari leluhur masyarakat desa terumbu tidak menghendaki, karenak dikahawatirkan terjadi penyimpang fungsi dan peran.
3. Aspek Olahraga
Aspek fisik merupakan yang terpenting, dalam hal ini menggabungkan antara suara pikiran dalam suara tubuh, dan biasanya dalam kompetisi aspek ini menjadi hal uji pertandingan, seperti demontrasi bentuk, baik tunggal, ganda atau regu (kelompok).
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat Terumbu mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani.
Gerakan Pencak Silat Terumbu dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok. Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olah raga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olah raga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan olahraga massal.
Namun untuk seni silat Terumbu tidak diperbolehkan untuk dipertandingkan dan dilombakan baik even-even lokal maupun nasional.
4. Aspek Sosial
Seni Silat Terumbu, memerankan aspek sosial dalam kehidupan sosialnya, dilakukan pada individu-individunya manusianya hal ini merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang menjadi anggota, agar dalam memperaktikan kehidupan sosial mereka tidak berlaku : sombong, selalu ikhlas, selalu menjaga ukhuwah islamiyah, menjaga keutuhan sosial, menjaga keutuhan agama, dan negara.
5. Aspek Bela Diri
Bela diri merupakan ekspresi murni dari pencak silat terumbu, teknik yang disbebut “jurus” (upperbody fundamentals) dan “langkas” (lower body fundamentals atau footwork). Jurus dan langkas ini banyak variasi dan tekhniknya, dan bahkan saking banyak jurus dan langkas dalam pencak silat di sebut pula dengan “kembangan” dan teknik yang dikembangkan merupakan satu kesatuan, dan merupakan sebuah fondasi dari pencak silat.
Kekuatan dan bela diri pada pencak silat merupakan ajaran pokok yang mesti dianut oleh sang murid. Aspek bela diri yang dikembang dalam jurus-jurus seni silat Terumbu adalah menggunakan, huruf-huruf alquran yaitu huruf hijiyah, sepertu jurus alif, alif sebat, ba, ba sebat, hal ini digunakan untuk memudahkan pengingatan bagi santrinya, dan diyakini jurus-jurus menggunakan huruf hijaiyah ini, ada kekuatan magis.
Namun secara teknis juruss seni silat Terumbu terdapat 250 jurus. Dan jurus yang paling dikenal adalah, jurus pomprak (toya), jurus golok, dan jurus lading.
Seni Silat Terumbu merupakan seni silat yang tertua di Banten, seni silat ini merupakan seni beladiri asli Banten, yang awal beridirnya dikembangkannya di daerah pesisir pantai utara laut jawa. Seni beladiri ini memiliki beberapa jurus yang khas dengan sebutan diambil dari beberapa huruf ayat al-quran.
Fungsi dan peran seni silat ini tidak hanya untuk beladiri saja, melainkan juga untuk dakwah, dan membantu orang atau sekolompok masyarakat yang teraniaya.