Hal itu diungkapkan Rajivan dalam jumpa pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (19/2). Tampil sebagai pembicara melalui saluran daring, Rajivan menyebut match fixing sebagai penyakit.
"Match fixing adalah penyakit. FIFA tidak mentoleransi match fixing, atau segala bentuk aktivitas yang bisa mempengaruhi hasil akhir dari pertandingan," kata Rajivan.
khusus, bekerja sama dengan penegak hukum dunia, untuk menyelidiki pasar perjudian dunia, dan memantau apakah ada tindakan mencurigakan yang mengindikasikan pengaturan skor," kata Rajivan.
"FIFA juga mendidik dan melatih para pemain, pelatih, dan semua elemen di sepak bola mengenai aktivitas-aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan pengaturan skor. Kami mengajari mereka regulasi, sehingga kelak mereka bisa mencegah terjadinya pengaturan skor dalam pertandingan," ujarnya.
Bahkan FIFA akan langsung merespons laporan PSSI jika nantinya ditemukan praktik match fixing atau pengaturan skor. Dalam urusan penindakan, FIFA tak akan main-main dan bisa memberi sanksi sangat berat.
"Sebagai tambahan, FIFA juga menyediakan online contigency platform yang bisa menjadi media pelaporan mengenai tindakan-tindakan yang dicurigai merupakan indikasi pengaturan skor. PSSI bisa menggunakan ini untuk melaporkan pengaturan skor di Indonesia," kata Rajivan.
"FIFA juga bekerja keras dengan semua asosiasi, termasuk PSSI, dengan memberikan dukungan dan sumber daya yang ada untuk mendeteksi kemungkinan pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola di Indonesia. Kami juga menyediakan materi yang bisa digunakan dan dimanfaatkan PSSI untuk mempelajari segala hal tentang pengaturan skor," ucap Rajivan.
Hal ini dianggap penting karena Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Indonesia pun dianggap punya peluang tampil di Piala Dunia 2026 jika kompetisi bisa dijalankan dengan baik dan benar.
"Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, dan nanti juga akan ada Piala Dunia 2026. Mari kita berharap Timnas Indonesia bisa masuk ke Piala Dunia 2026, karena terbuka peluang bagi skuad Garuda untuk masuk di ajang tersebut," kata Rajivan. [Red/*]
